Sunrise di Borobudur, Sunset di Ratu Boko

14.59.00 Febry Meuthia 0 Comments


Destinasi kedua dari rangkaian 12 hari #TripofWonders perjalanan saya bersama 38 bloggers & social media influencers ASEAN adalah Yogyakarta.

Dari Bandung kami melanjutkan perjalanan dengan pesawat terbang ke Yogyakarta. Penerbangan Bandung - Yogyakarta, ditempuh dalam waktu yang amat singkat, dengan sedikit guncangan saat menaiki langit Bandung, tenang di sepanjang penerbangan dan landing yang keras dan "ngepot" saat pesawat melakukan pengereman. Hehehe, biasalah airline yg "itu"


Mengenalkan makanan Jawa kepada para sahabat ASEAN, maka dari bandara Adi Sucipto, kami langsung menuju RM. Ayam Goreng Suharti yang tidak terlalu jauh lokasinya (gambarnya Ibu Suharti, bukan dua ayam jago, membedakan antara milik Ny. Suharti atau milik bekas suaminya)

Menu ayam goreng kalasan, gudeg, sayur lodeh, sayur asem dan tempe tahu, kami santap sebagai menu makan malam yang agak awal.






Usai makan kami menuju Hotel Royal Ambarrukmo, rumah kami selama dua malam di Yogyakarta disambut penjaga pintu yang berseragam "lombok abang" atau cabai merah, serupa dengan punggawa keraton Yogyakarta.




Malam ini kami disarankan tidur cepat karena dini hari nanti, kami berangkat ke Borobudur untuk menyaksikan matahari terbit.

Pukul 3.30 WIB kami sudah berkumpul di lobby untuk segera naik bus melakukan perjalanan sekitar satu jam menuju Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah sekitar 40km barat laut Yogyakarta (kemarin saya posting foto sunrise Borobudur ini di album #TripOfWonders destinasi kedua Yogyakarta di facebook page, eh ada yang marahin : "Borobudur bukan di Yogya, itu Magelang, JAWA TENGAH! hiks, iya mas iya)

Tiba di kompleks Candi Borobudur, kami masuk melalui gerbang khusus Manohara Hotel (karena gerbang utama Candi Borobudur belum akan buka sampai pukul 06.00. Harga tiket masuk Borobudur Sunrise adalah Rp. 270.000 sudah termasuk sarapan ringan (kopi, teh dan snack) yang disajikan di pendopo Manohara, akses masuk pintu masuk khusus, senter (dipinjamkan, setelah selesai dikembalikan dan ditukar syal merah cantik)




Cukup banyak yang sudah datang saat Subuh yang sejuk di candi Buddha terbesar di dunia ini, bisa jadi karena kami datang saat tanggal merah, atau memang menanti terbitnya matahari di sini adalah moment indah yang ingin dilihat banyak orang.






Saya kurang beruntung untuk bisa mengambil foto sunrise yang bagus tanpa banyak kepala-kepala pengunjung yang lain, akhirnya saya memutuskan untuk mengambil foto di sisi lain, yang sepi, Candi Borobudur di saat fajar






Usai meminum kopi dan mengudap jajan pasar, kami beranjak meninggalkan kompleks Candi Borobudur menuju Pelataran Borobudur tempat sarapan dan memulai aktifitas lain yakni bersepeda thilik desa




Kami bersepeda dengan rute desa-desa sekitar Candi Borobudur, kemudian berhenti di Warung Kopi untuk menikmati sajian khas berselera *sambilnyanyi* teh, kopi, jahe, celorot, lemper.















Di Warung Kopi Borobudur kami juga belajar membatik dan membuat gerabah





Selesai membatik dan membuat gerabah, seharusnya kami melanjutkan perjalanan bersepeda, namun hujan memaksa kami naik ke bus, untuk menuju tempat makan siang di Pendopo Tingal. 

Di Pendopo Tingal, sebelum makan siang kami disambut tari-tarian yakni pendet dan leak 





Barulah kami menikmati suguhan makan siang dengan menu ndeso seperti tumis daun pepaya, tumis lompong (batang talas), mangut lele, nasi megono iwak asin dan tahu tempe










Usai makan siang barulah kami kembali ke Yogyakarta

Paket bersepeda Borobudur termasuk belajar membuat gerabah membatik dan makan siang ndeso bisa disiapkan oleh Liburan Jogja Telp : 0274-8009008

Di Yogyakarta, menjelang sore hari, kami mengikuti upacara minum teh ala bangsawan Keraton Yogyakarta di hotel Royal Ambarrukmo yang disebut Patehan. 





Dari semua hotel di Yogyakarta, hanya Royal Ambarrukmo yang boleh menggunakan nama Patehan ini, karena Royal Ambarrukmo sendiri adalah hotel bersejarah yang berdiri di atas tanah keraton. 

Bagunan hotel Royal Ambarrukmo termasuk heritage building yang tidak boleh dihancurkan sehingga masih ada beberapa bagian bangunan hotel yang merupakan bentuk asli dari tahun 1964, namun tentu saja, sebagian besar hotel bintang lima ini telah dimodernisasi untuk kenyamanan para tamu.




Psst, breakfast buffet di hotel ini : The Best!







Hotel Royal Ambarrukmo
Alamat: Jl. Laksda Adisucipto No.81, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
Telepon: (0274) 488488

Setelah upacara Patehan, kami segera naik bis untuk menuju Ratu Boko untuk mengejar matahri terbenam, sungguh satu hari ini menjadi istimewa karena sunrise di Borobudur, sunset di Ratu Boko.

Situs Ratu Boko terletak sekitar 18km Timur kota Yogyakarta, berbeda dengan Candi Borobudur, kompleks ini bukan bangunan yang bersifat religius, namun lebih mirip keraton atau istana raja lengkap dengan benteng dan parit di sekelilingnya. 

Hampir sama dengan sunrise di Borobudur, sunset di Ratu Boko juga amat diminati banyak orang, sehingga cukup sulit untuk mendapatkan foto yang "bersih" namun suasana romantis dan keindahannya cukup menjadi pengobat kekecewaan tidak mendapat foto yang bagus









Harga tiket Ratu Boko Sunset sebesar Rp.70.000 sudah termasuk teh & kopi dan snack yang disajikan di restoran Boko

0 comments: