Big Data - Usee TV Rating
Apa sih Rating itu ?
Kata yang mungkin sering kitadengar, tapi sebagian mungkin kurang mengetahui maksudnya
dan tujuannya. Bagi penonton televisi ini bisa saja bukan hal yang terlalu
penting untuk diketahui pokoknya nonton program TV yang cukup menghibur, kalau
kurang suka ya tinggal ziipingpindah ke chanel/stasiun tv lain
yang bisa menghibur.
Tapi dengan
mengetahui rating program sebuah acara televisi kita bisa mengetahui program
apa yang menjadi favorit pemirsa di Indonesia. Jadi kita gak kaget juga kalau
kita nonton acara TV tapi iklannya bikin bete alias lama karena rating ini
jugalah yang dijadikan patokan para pengiklan untuk memasang iklan produknya di
sebuah acara yang banyak ditonton orang sehingga produknya dikenal banyak
orang.
Bagi temen-temen yang bekerja di stasiun televisi
kadang TV rating selain bisa bikin happy tapi bisa bikin senewen juga karena TV
Rating sama aja seperti Raport layaknya anak sekolah bagi mereka.
Ini juga
pernah saya alami selama 17 tahun saat saya masih bekerja di sebuah stasiun
televisi dimana setiap hari Rabu kita namakan hari pengadilan karena dihari itu
TV Rating keluar dari lembaga survei AC Nelsen dan semua program acara in house yang kita buat di evaluasi sama bos-bos. Kalau ratingnya turun berarti raportnya merah.
Efeknya kita harus ekstra
keras menaikan perform program, caranya ya meting meting meting sampe bosen
mencari escape way supaya program yang kita buat kembali disukai dan ditonton
banyak orang. Tapi kalau raportnya bagus ratingnya berarti tingi dan kalau
konstan dengan waktu yang cukup lama maka ganjaran bonus akan kita dapatkan
diakhir tahun. Heheehe
Teman-teman mungkin sering bertanya kenapa acara
favorit kita dipindah jam tayangnya, ditambah atau dikurangi durasi tayang,
atau kenapa sinetron kok dipanjang-panjangin dengan cerita yang dikarang-karang
keluar dari cerita awalnya, dan bahkan pemeran baik artis sinetron atau host
acara musik harus diganti padahal mereka adalah bintang/artis pujaan kita.
Dulu
kalau ada pertanyaan seperti itu pasti saya akan jawab ya karena Rating
Televisi, Bahkan ada nada sumbang bagi kita pekerja televisi kita sering
disebut sebagai umat “penyembah rating”. Jadi suka tidak suka, mau tidak mau
perhitungan rating menjadi penilaian bagi sebuah tayangan televisi, ranking
urutan TV favorit dan patokan para advertising memasang iklan.
Lalu pertanyaan berikutnya adalah apakah perhitungan
survei rating sudah valid? Dan apakah hanya adanya pemain tunggal lembaga
survei AC Nielsen yang menjadi patokan para pelaku industri TV telestrial
menjadi satu-satunya data yang harus kita telan?
Memang dirasakan penentuan rating masih tergolong
tradisional dimana adanya sampel survei dari jutaan penonton televisi di
Indonesia yang hanya beberapa ribu penonton dipilih secara acak dengan asumsi
mewakili total populasi dengan memperhitungkan aspek demografi dan sosial
ekonomi status.
Karena penggunaan sampel data inilah maka timbul
tantangan dan hasil rating yang kurang tepat. Hal ini dikarenakan Pertama: penentuan sampel bisa
menjadi masalah besar terhadap hasil survey bila tidak tepat dalam memahami
aspek-aspek penting yang terkait dengan penentuan sampel, diantaranya keragaman
populasi penelitian. Yang Kedua: faktor kecepatan pengumpulan data terhadap hasil analisa juga menjadi tantangan
tersendiri sehingga menjadikan hasil analisa memiliki tingkat validitas yang
rendah. Ketiga: kelengkapan
data yang diperoleh hanya terbatas pada informasi pertanyaan yang tercantum di
formulir atau aplikasi survey. Dan yang paling penting adalah
transparansi terhadap konsumen dari hasil survey itu sendiri.
Lalu apa solusinya?
Solusinya ya kemajuan
tekhnologi yang telah melahirkan era Big Data. Dimana data dengan volume yang
sangat besar berupa data jumlah demografi pemirsa TV, data perilakunya saat di
depan TV atau saat memegang remote dan bahkan pada saat tayangan iklan data ini
terekam sempurna sehingga memudahkan pemasang iklan mengetahui efektifitas
tayangan iklan mereka.
Hal inilah yang tidak dapat ditangkap dan dianalisa
dengan cara - cara tradisional. Bahkan menurut pakar Big Data analytic,
Komang Budi Aryasa, dengan menggunakan Big Data analytic maka user behaviour
analysis akan sangat akurat karena menyajikan real data dan bukan hanya
sampling.
Big Data tidak mengenal sampel
penelitian, namun semua populasi merupakan sampel. Penyimpanan seluruh
informasi pengguna TV ini akan menjadikan informasi sangat lengkap. Hal ini akan
menghindari kesalahan dalam penentuan sampel dan ujungnya adalah keakuratan
hasil.
Big Data juga memberikan broadcaster lebih banyak
tools untuk secara efektif menjual inventorinya dan menyediakan media buyer
informasi yang benar dan lengkap tentang hasilnya. Inilah yang dimaksud
transparan.
Cara - cara tradisional dalam penghitungan rating TV sangat banyak
adanya intervensi manusianya termasuk bagaimana data dikumpulkan sampai dengan
bagaimana menghitung rating TV. Hal ini sangat potensial dalam menghasilkan
human error dan subyektifitas pengolahan data. Berbeda dengan Big Data, tahap
pengumpulan data semua dilakukan oleh sensor atau mesin sampai dengan cara
pengolahan data dilakukan secara real-time oleh mesin pengolah data dan
langsung disajikan ke broadcaster, media buyer atau pemangku kepentingan atas
hasil pengolahan data dimaksud.
Karena sifatnya real-time maka campur tangan
manusia hampir tidak ada dan menjadikan data yang disajikan lebih transparan.
Kalau dulu salah satu cara untuk mengetahui Rating adalah dengan berlangganan lembaga survei AC Nielsen yang harganyanya pasti cukup fantastis lagipula kita kan cuma sekedar pemirsa yang hanya untuk memenuhi kebutuhan keingintahuan kita saja atas program tayang atau program favorit kita,
Tapi kini jangan khawatir bagi kita-kita pelanggan IndiHome karena kini IndiHome menyediakan layanan Rating TV harian berbasis Big Data untuk acara-acara di channel free to air nasional dalam layanan Usee TV jadi kita bisa dengan mudah melihat rating melalui web IndiHome pada menu “Top 15 Daily TV Programs” http://indihome.co.id/top-15-daily. Rating TV tersebut dihasilkan dari proses big data analytics. Jadi ngapaian kita bergantung pada satu lembaga survei jika IndiHome bisa memberikan data yang akurat dan real time.
Ayo jangan cuma sekedar menonton perkaya wawasan kamu sebagai penonton televisi, cari tahu juga program favorit apa saja yang disukai pemirsa di Indonesia dan apakah program favorit kamu juga disukai oleh mayoritas penonton di Indonesia. “IndiHome membuat kita tahu lebih banyak”
0 comments: