I wanna meet Mark Webber

15.20.00 Febry Meuthia 3 Comments

Saya suka dan sangat menikmati tayangan otomotif, utamanya balap. 

Seperti yang sudah pernah saya ceritakan sebelumnya, saya bahkan pernah menjadi 
presenter sekaligus kreatif sebuah acara otomotif di  televisi. Dua tahun lho, lumayan kaan?

Karena pada masa itu tayangan yang mengupas dunia balap lokal tidak banyak, saya cukup popular (ahey!) dan menjadi selebriti (eeaa) di arena balap. 

Tidak jarang saya mendapatkan kehormatan untuk membagikan piala pada kelas tertentu. 


Roda
Jadi meski penampilan saya tidak se-cihuy para umbrella girls yang pasti putih sexy dan kinyis-kinyis, saya lebih sering dimintai foto bareng daripada mereka. Hahahaha. Apa deh?

Seperti juga sepakbola, meski saya suka otomotif , tapi jujur, pengetahuan saya tidak terlalu detail sampai jeroan-jeroan mesin. Saya bukan montir pak!


Saya lebih tertarik melihat kemampuan pembalap dan tunggangannya sebagai satu kesatuan.  Dengan kekuatan dan performa masing-masing yang menginspirasi dan semangat tanpa henti untuk kinerja terbaik. 

Dan tentunya, sebagai perempuan, pasti saya cemderung memilih yang rupawan. Yes, im guilty as charge, if  favor champions because of their look is crime.

Seperti saya Lampard di sepakbola, I really realy had a crush on Mark Webber.

Why Webber? 


Why not? Isn’t it very easy to fall for him?

He’s gorgeous &  fascinating elegant.

Ada yang ga percaya Mark Webber ganteng? Keterlaluan.

Nih coba dinikmati wajah ganteng pembalap kelahiran Queenbeyan, New South Wales, Australia 27 Agustus 1976



Meski baru bergabung dengan Red Bull Racing tahun 2007, Webber termasuk veteran. Dia sudah aktif sebagai test driver F1 sejak tahun 2000. Bahkan Mark  adalah pembalap F1 asal Australia kedua setelah David Brabham di musim 1994. 

Tahun pertama bergabung dengan Red Bull Racing di musim 2007, Webber berhasil meraih satu kali podium di GP Eropa. Posisi klasemen Mark Webber di akhir musim itu memang Cuma peringkat 12 dengan dengan raihan 10 poin. Total selama musim 2007, Webber hanya mampu meraih angka di tiga balapan saja yaitu di Amerika, Eropa, dan Belgia.


Musim 2008 berikutnya prestasi Webber bersama tim Banteng Merah melebihi rekan setimnya David Coulthard. Setelah Coulthard pensiun dari F1 di akhir 2008, RBR mengumumkan Sebastian Vettel menjadi rekan setim Mark Webber untuk musim 2009. 

Webber kemudian menutup musim 2008 dengan berada di urutan 11 klasemen akhir dengan raihan 21 poin. Lumayan laah naik satu peringkat.

Tahun 2009 adalah start point bagi ayang ku ini dalam karir nya bersama Red Bull Racing, Setelah nyaris tidak bisa berlaga di awal musim karena kecelakaansepeda gunung, berhasil mengawal Sebastian Vettel di urutan dua untuk mengantarkan RBR finish 1-2 untuk pertama kalinya di China. Posisi podium ketiga juga berhasil ia raih di GP Spanyol


Grand Prix Jerman di Nurburgring menjadi balapan yang tidak terlupakan bagi Webber. 
Start dari pole, ia terkena penalti drive trough karena dianggap onar pada saat start balapan. Tapi justru mampu meraih podium 1.  

Podium keduanya juga di musim ini dengan memenangi GP Brazil. Kontrak Webber di tim Red Bull pun diperpanjang selama satu tahun setelah tim melihat prestasinya yang impresif di musim 2009.

Musim 2010 Webber masih terus bersama Red Bull Racing. Sepanjang musim ini ia start dari pole 5 kali  yakni di Malaysia, Spanyol, Monaco, Turki dan Belgia. 

Memenangkan empat seri  yakni  Spanyol, Monako, Inggris dan Hungaria, runner up di Malaysia, Belgia, dan Turki.  


Sempat memimpin klasemen setelah memenangkan GP Turki. Walaupun dalam balapan itu sendiri ia mengalami kecelakaan karena disenggol rekan satu tim nya.

Sementara di Inggris, Webber sempat kesal karena dirinya seolah dinomorduakan oleh tim RBR dengan komponen sayap depan baru yang dipasang di mobil Vettel. Ironisnya saat lomba, malah Webber yang meraih kemenangan dan Vettel gagal masuk tiga besar. 

Di musim 2010 juga saya sempat hampir nangis  saat Webber terlibat kecelakaan cukup besar, ia menabrak bagian belakang dari mobil Heikki Kovailanen di tikungan 12 di lap 9.  

Mobilnya terbang dan akhirnya menepi di tembok pembatas ban.  Untungnya Webber tidak mengalami cedera serius dalam kecelakaan tersebut.

 Di 2010 ditutup Mark Webber di peringkat 3 klasemen dengan 242 poin.


Musim 2011 bukanlah musim terbaik bagi pembalap bernama lengkap Mark Alan Webber ini,  hanya berhasil memenangkan seri penutup GP Brazil, Webber hanya mampu bertahan di peringkat 3 klasemen, sama seperti musim sebelumnya.

2012 adalah musim yang amat seru,  dari 9 seri yang telah digelar, hanya dua pembalap yang berhasil dua kali menjadi juara, Fernando Alonso dan… MARK WEBBER

Alonso memenangi seri Malaysia dan Eropa, sementara Webber menjuarai seri Monaco dan Inggris.

Monaco adalah pengulangan prestasi musim 2010. 

Podium GP MONACO
Sementara seri Inggris, selain pengulangan prestasi, juga kemenangan yang amat dramatis bagi Webber. Start di posisi kedua, Webber berhasil menjaga jarak yang baik dengan race leader Alonso. 

Memasuki lap-lap akhir, Webber berhasil merapatkan jarak dan  empat lap menjelang finish Webber berhasil melewati Alonso dengan DRS.  

Mark Webber akhirnya memenangi balap di sirkuit Silverstone ini. 


Inilah jawabannya saat diwawancara usai lomba
                        “It’s taking a while to sink in this one. I think it was the circumstances of the race – for most of it I was marking off second place. Fernando was not quite out of touch and after the last stop, myengineer Ciaron came on the radio saying that Fernando was not doing much on the optiontyres. But I know Fernando is a wily old fox, I thought he was looking after the tyres and just waiting to pull the pin and go a little bit. But when I got within two seconds I thought maybe he’s in a little bit of trouble and it was real. It was completely game on when I knew the DRS was available, I made the move stick and our hard work paid off for the win. It was a cracking grand prix today; the spectators got to see a good race and I’m pleased for them.”

Podium GP BRITISH
Kemenangan ini menempatkannya di urutan kedua klasemen sementara, dengan point 116.

Dan itu membuat  Mark Webber semakin menggemaskan!  Woohooo! 

Saya yakin sekali musim ini dia bisa berbicara lebih banyak. Mungkin runer up atau bahkan juara dunia.

 
Bahkan saat banyak orang meragukan dan menganggap Mark Webber “sudah habis” Saya percaya meski tidak selalu menjadi nomer satu, tapi  konsistensi dan kegigihannya untuk bisa bertahan di tim papan atas adalah hal yang sangat menginsipirasi

3 komentar:

  1. Saya sama sekali buta akan F1 tapi tulisan mbak Febry membuat saya *wowwww asik juga nih ngikutin F1* ...
    Ketemu Webber? Buat mbak Febry yg seloyal ini ngefans nya saya kira pasti sangat mendambakannya ... semoga kesampaian ya mbak ^^

    BalasHapus
  2. F1 itu adrenalin tingkat tinggi kak
    http://wp.me/pBbF6-gp

    BalasHapus
  3. hahaha... nah ini salah satu usulan ku yg dulu.. hehehee

    BalasHapus