Sri Gethuk, Gethuk Yang Bukan Makanan

16.34.00 Febry Meuthia 0 Comments

Berburu coban, curug, grojogan, water fall, air terjun adalah salah satu persamaan hoby di keluarga kecil kami, Saya, Suami dan anak lanang semua penggila Air Terjun, Karena bagi kami bermain air yang jernih bahkan dingin mempunyai kesenangan dan sensasi tersendiri. 

Sudah banyak tulisan dari berbagai air terjun di pulau jawa saya posting. Kali ini tidak jauh beda saya mau cerita pengalaman kami berburu air terjun yang letaknya justru di daerah yang terkenal dengan daerahnya yang terkenal sulit air.



Dulu mendengar daerah yang namanya Kabupaten Gunung Kidul di provinsi DI. Yogjakarta yang terlintas di pikiran kita adalah daerah yang kering, tanah yang tandus, berbatuan dan sulit air bahkan karena sangat sulitnya tidak sedikit penduduknya  mengikuti program pemerintah bertransmigrasi ke berbagai daerah mencari penghidupan yang lebih baik. 

Lain dulu lain sekarang, kabupaten Gunung Kidul kini asri dan mempunyai beragam destinasi wisata salah satunya adalah air terjun yang namanya mirip dengan makanan otentik penduduk Jawa, yakni Sri Gethuk yang tidak mengenal kekeringan walaupun pada musim kemarau yang panjang sekalipun.


Perjalanan kami ke air terjun Sri Gethuk adalah lanjutan dari Pangandaran Jawa Barat, setelah 2 hari menginap di Pangandaran perjalanan kami lanjutakan ke Jogjakarta melalui jalur selatan melewati beberapa kota seperti Cilacap, Kebumen, Purworejo jalur ini tergolong bagus dan tidak begitu macet dibandingkan jalur utara.


Menuju air terjun Sri Gethuk dari Jogja kurang lebih 50 km atau 1,5 jam perjalanan. Dari Yogya ke arah Gunung Kidul, sesampai di daerah Gading ambil jalur kanan ke arah Playen hingga kecamatan Palihan dari situ akan banyak petunjuk jalan ke air terjun Sri Gethuk.

Perjalanan dari Yogya hingga Palihan kondisi jalannya sangat bagus dan mulus jadi kita bisa memacu kendaraan, namun jalan agak sedikit rusak membuat kita harus jalan perlahan pada saat dari Palihan menuju ke Desa Bleberan dimana terdapat lokasi Air Terjun.



Sesampai di lokasi parkiran yang juga tempat pemancingan umum kita harus menuruni anak tangga menuju dermaga penyebrangan sekitar 1,2 km dan pada perjalaan ini kita disuguhkan dengan pemandangan bukit dan kali kecil dan persawahan milik penduduk dan kalaupun kita letih kita dapat mampir di beberapa warung untuk sekedar istirahat sambil membeli minuman. 




Sesampai di dermaga kami mendaftar, menitipkan tas pakaian ganti dan membayar di loket sebesar Rp. 7500/orang itu sudah termasuk ponton menuju Air terjun pulang-pergi dan pelampung. Pada saat itu kami meminta ditemani oleh 1 orang guide, nah kenapa cuma kami diantara rombongan lain yang meminta jasa Guide, nanti akan saya ceritakan.


Perjalanan menuju air terjun kita menggunakan perahu rakitan disebut Ponton berkapasitas 8-10 penumpang yang terbuat dari 6 drum plastik dengan dialas papan untuk penumpang berpijak dan pagar penyangga dari besi, adapun penggerak perahu tersebut terdapat kipas penggerak yang diputar semacam mesin alat pemotong rumput, memang terlihat sederhana namun kreatif dan saya pikir masih safety lah. 



Perjalanan dari dermaga menuju air terjun menyusuri sungai OYA kita akan disuguhkan dengan dua bukit rimbun menghijau  yang mengapit sungai terasa teduh apalagi aliran sungai yang bersih menghijau ditambah semilir angin menerpa muka, I Like It



Perjalan dengan Ponton menyusuri sungai oyo ditempuh hanya 10 menit setibanya kita di lokasi air terjun kita akan disuguhkan dengan pemandangan yang luar biasa. Dimana Air terjun Sri gethuk yang terpecah menjadi 3 bagian berdasarkan sumber mata airnya turun deras bergemericik dari atas bukit batu yang banyak ditumbuhi pephononan rambat setinggi kurang lebih 40 meter.



Ada 4 spot cara kita menikmati Objek wisata Air Terjun Sri Gethuk, pertama adalah di bebatuan tempat tak jauh dari perahu Ponton bersandar ini bagi tamu yang tidak mau basah-basahan atau orang tua yang hanya menikmati pemandangan alam saja.



Yang kedua adalah bebatuan berundak dialiran Air terjun yang membentuk  riam-riam kecil, kita dapat duduk-duduk sambil disirami air yang sejuk, 




Yang ke tiga harus mengeluarkan ekstra tenaga kita dapat menaiki batu-batuan besar berbukit menuju tiga titik tepat jatuhnya air terjun disana kita dapat mandi terguyur air yang jatuh dari ketinggian serasa dipijit ala aquapreasure dan kalau matahari sedang bagus pasti kita akan mendapatkan pelangi 





Ke empat berenang di kolam sungai oyo itu sendiri di spot ini sensasinya adalah melompat dari ketinggian di beberapa batu besar yang terdapat di kedua sisi sungai oyo. 






Puas sudah kami menjajal semua spot di air terjun Sri Gethuk dan sekarang saatnya untuk kembali ke dermaga keberangkatan. Naik perahu ponton lagi ? Kali ini kami kembali ke dermaga tidak menaiki perahu ponton seperti tamu-tamu lain pada umumnya tapi kami akan berenang menyusuri aliran Sungai Oya yang bersih dan hijau, nah ini alasan mengapa kami harus meminta guide untuk ditemani, perjalanan menuju dermaga berenang dengan pelampung membuat kami sangat eksaiting sekali, 




Menyusuri sungai oya sesekali merasa deg-degan juga karena menurut penjelasan sang Guide masih ada beberapa jenis ikan di sungai ini, juga ular air namun katanya ular air sangat takut dengan manusia dan biasanya ular tersebut yang menghindar jika bertemu manusia hiiii.


Di perjalan ini guide kami bercerita tentang asal-usul dinamakannya air terjun Sri Gethuk, Konon menurut cerita para tetua disana disekitar air terjun terdapat kerajaan alam Gaib (makhluk halus) dan sering memainkan alat gamelan Kethuk yang suaranya terdengar sampai seluruh desa tersebut, dari nama Gamelan inilah air terjun tersebut dinamakan Sri Kethuk dan bergeser menjadi Sri Gethuk. Dan katanya lagi sampai saat ini bahkan beberapa penduduk desa pernah mendengar dari kejauhan suara gamelan dimainkan dari arah air terjun Sri Gethuk.  (note : kebijakan pembaca untuk percaya atau tidak



Dengan mengambang diatas pelampung menatap sinar matahari yang menghangatkan kami di dinginnya air serta rimbunnya pepohonan di dua sisi sungai merupakan pengalaman yang menyenangkan, dan juga sesekali kita melambai tangan pada wisatawan lain yang lewat di atas perahu ponton, dan biasanya mereka menatap aneh bahkan tertawa, mereka mungkin berfkir iseng banget nih orang, atau yang tertawa menganggap kita salah satu hiburan mereka, Ya sudahlah besok-besok gak ketemu mereka lagi hehehe



Perjalanan kami tuntas saat sampai di dermaga, kamipun berbilas ditempat-tempat yang telah disediakan disana, setelah berganti pakaian kami melanjutkan destinasi piknik berikutnya yakni kaliurang untuk berpetualang di Lava Tour Gunung Merapi, mumpung masih siang berarti kami harus menuju kembali ke Jogja dan tentunya tak lupa mampir di warung soto favorit kami di jalan raya Wonosari, tapi saya lupa namanya :) 

0 comments: