Lombok; kampung Sasak, pedasnya ayam Taliwang dan indahnya Gili
Masih cerita 12 hari #TripOfWonders, bersama para bloggers dan social media influencers ASEAN, Destinasi ketiga dari perjalanan ini adalah Lombok.
Pagi-pagi usai sarapan yang luar biasa di Hotel Royal Ambarrukmo kami berangkat dari bandara Adi Sucipto di Yogyakarta menuju bandara Ngurah Rai, Bali
Untuk melanjutkan perjalanan ke bandara Lombok Praya di Lombok
Hari sudah menjelang siang ketika kami mendarat di Lombok Praya, langsung naik bus menuju kawasan Kuta untuk menikmati makan siang di El Bazar
Hidangan di El Bazar adalah Mediteranian, di sini kami menikmati Mezze Platter, yakni roti pita dengan tujuh saus diantaranya, hummush, baba ganoush, fetah cheese, spinach dan lain lain
Selain Mezze platter, makanan lain yang juga sangat lezat di restoran ini adalah Tagine, ayam yang dimasak dengan metoda slow cooked, lamb kebab juga vegetarian kebab. Sang Pemiliki, pria Marrocco yang ramah Larby menyapa dan melayani kami dengan sepenuh hati.
Usai makan siang, kami beranjak ke Kampung Sasak Sade. Sade adalah salah satu dusun di desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. Dusun ini dikenal sebagai dusun yang mempertahankan adat suku Sasak.
Hal itu bisa dilihat dari bangunan rumah yang terkesan sangat tradisional. Atapnya dari ijuk, kuda-kuda atapnya memakai bambu tanpa paku, tembok dari anyaman bambu.
Warga desa punya kebiasaan mengepel lantai menggunakan kotoran kerbau. Jaman dahulu ketika belum ada plester semen, orang Sasak Sade mengoleskan kotoran kerbau di alas rumah.
Sekarang sebagian diplester semen dulu, baru kemudian kami olesi kotoran kerbau. Konon, dengan cara begitu lantai rumah dipercaya lebih hangat dan dijauhi nyamuk
Ada 150 Kepala Keluarga (KK) di Sade. Dulu, penduduknya banyak yang menganut Islam Wektu Telu (hanya tiga kali sholat dalam sehari).Tapi sekarang, banyak penduduk Sade sudah meninggalkan Wektu Telu dan memeluk Islam sepenuhnya.
Tradisi unik suku Sasak adalah saat menikah. Tradisi ini mengharuskan para teruna, sebutan untuk pemuda menculik atau mencuri pasangannya secara diam-diam tanpa sepengetahuan pihak keluarga perempuan.
Setelah beberapa malam disembunyikan di rumah kerabat sang teruna (bukan di rumah sang teruna sendiri) barulah kemudian pihak keluarga laki-laki akan memberi kabar kepada keluarga perempuan.
Setelah upacara pemberitahuan yang disebut nyelabar, barulah kemudian diadakan prosesi pernikahan. Iring-iringan pengantin akan menuju rumah keluarga mempelai perempuan dengan iringan tetabuhan gendang beleq dan kecimol
Dari Kampung Sasak Sade, kami ke Hotel Golden Tulip Mataram untuk beristirahat, sebelum berkumpul lagi di lobi untuk makan malam. Kamar kami kecil dan nyaman dengan jendela besar berpemandangan spektakuler
Waktu makan malam tiba, rombongan kami berangkat ke jln. Ade Irma Suryani, tujuan kami adalah RM. Taliwang Raya HM Bahrain Moerad
Ayam Taliwang adalah makanan khas Taliwang, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat yang berbahan dasar ayam kampung, biasanya masih muda. Ayam muda dibakar dengan bumbu cabai merah kering, bawang merah, bawang putih, tomat, terasi goreng, kencur, gula merah, dan garam.
Dan seolah belum pedas, Ayam Taliwang biasanya disajikan bersama masakan Lombok lainnya seperti beberok terong dan pelecing kangkung
Jadilah rasa pedas bersahut-sahutan di dalam mulut, tanpa kehilangan kelezatannya. Sungguh suatu festival rasa yang sangat memanjakan bagi para pencinta masakan pedas
Puas menyantap pedas dan lezatnya ayam Taliwang, kami kembali ke hotel, beristirahat, karena besok pagi kami akan banyak mendapat asupan vitamin Sea alias bersuka ria di laut.
Pagi di Hotel Golden Tulip, saya bahkan nyaris tidak bisa menelan sarapan karena begitu antusiasnya saya akan pergi ke Gili Trawangan.
Sudah sering saya mendengar cerita kawan-kawan yang berlibur dan bersuka ria di Gili Trawangan, lengkap dengan postingan Instagram mereka yang membuat iri. Dan sekarang saya akan merasakan sendiri pengalaman tersebut.
Dari hotel di Mataram, kami naik bus ke Senggigi untuk naik boat menyeberang ke Gili Trawangan. Perjalanan darat selama kurang lebih satu jam itu dipenuhi pemandangan pantai-pantai yang indah
Dan ketika akhir kapal cepat yang kami tumpangi sampai di Gili Trawangan, saya menganga melihat keindahan yang terpampang di depan mata saya. Subhanallah
Di Gili Trawangan kami hanya mengambil gear untuk snorkling dan naik glass bottom boat ke Gili Meno
Di sini kami mulai menceburkan diri, melihat-lihat keindahan laut yang tidak terlalu dalam, di air laut yang jernih
Dari Gili Meno yang arusnya sedang deras, kami naik boat lagi menuju Gili Air, singgah di beberapa spot untuk melihat penyu
Selesai bermain di pantai yang berpasir putih dan halus, kami segera kembali ke Gili Trawangan. Ombak cukup besar saat kami kembali, bersamaan dengan arus surut.
Apa saja yang bisa dilakukan di Gili Trawangan? Banyak. Bersepeda atau naik cidomo berkeliling pulau, atau sekedar bermalas-malasan di pantai
Selain deretan penginapan dan restoran trendi di pinggir pantai, banyak sekali spot spot cantik untuk berfoto dan ditampilkan di Instagram. Seperti si cantik Nicole Tan, pemilik blog www.nicolekiss.com Malaysia ini misalnya
Saya, memilih mandi, makan siang dan berfoto foto di sekitar dermaga dan di kapal cepat yang membawa kami kembali ke Lombok
0 comments: